Pontius Pilatus, Dari Vonis Kematian Yesus Hingga Jadi Orang Kudus
Sumber: Superbook

Fakta Alkitab / 21 March 2024

Kalangan Sendiri

Pontius Pilatus, Dari Vonis Kematian Yesus Hingga Jadi Orang Kudus

Puji Astuti Official Writer
754

Berdasarkan catatan Alkitab, Pontius Pilatus menjadi  salah satu tokoh penting dalam masa penderitaan Yesus hingga penyaliban-Nya. Tapi tahukah Anda bahwa ada sebuah aliran Kristen Orthodoks yang mengakui  Pilatus dan isterinya sebagai orang kudus?  

Seperti apa sosok Pontius Pilatus ini? Mari ikuti penelusuran Fakta Alkitab. 

Siapa Pontius Pilatus? 

Ahli sejarah memperkirakan bahwa Pontius Pilatus memulai karirnya sebagai prajurit, dan mendapatkan jabatan sebagai seorang prefek atau gubernur lewat prestasi militernya. Ia memerintah atas Yudea, Samaria dan Idumaea, dari tahun 26-36 Masehi.  

Menurut catatan tradisi Pilatus berasal dari klan Samnite di daerah Pontii. Samnite adalah sebuah klan prajurit yang berada di wilayah pegunungan di wilayah selatan Italia. Pilatus bisa mendapatkan jabatannya dengan bantuan Sejanus, kepala administrator Kekaisaran Romawi dan orang dekat Kaisar Tiberius yang berkuasa saat itu.  

Sebuah penemuan arkeologi pada tahun 1996  menjadi bukti kuat tentang  sosok Pontius Pilatus yang dicatat Alkitab. Pada batu prasasti tersebut tertulis : 

Kepada Augusti Yang Agung [ini] Tiberieum 

...Pontius Pilatus 

... prefek Yudea 

...telah mendedikasikan [ini] 

Batu prasasti ini sepertinya merupakan sebuah dedikasi kepada Kaisar Tiberius dan dibuat sekitar tahun 26-36 Masehi.  

Mengapa Imam Kepala Membawa Yesus kepada Pilatus? 

Lalu bangkitlah seluruh sidang itu dan Yesus dibawa menghadap Pilatus. Di situ mereka mulai menuduh Dia, katanya: "Telah kedapatan oleh kami, bahwa orang ini menyesatkan bangsa kami, dan melarang membayar pajak kepada Kaisar, dan tentang diri-Nya Ia mengatakan, bahwa Ia adalah Kristus, yaitu Raja." (Lukas 23:1-2) 

Sebagai seorang Prefect atau menurut terjemahan Alkitab Wali Negeri, Pontius Pilatus bertugas untuk menjaga hukum dan ketertiban di wilayah pemerintahannya. Oleh sebab itu ia memiliki hak untuk menghakimi Yesus saat itu.  

Imam Besar Kayafas menyeret Yesus ke pengadilan dengan tuduhan yang mengarah pada pemberontakan kepada pemerintah Romawi yang berkuasa. Tuduhannya adalah menyesatkan atau menghasut orang yahudi untuk tidak membayar pajak pada Romawi dan mengangkat diri-Nya menjadi Raja orang Yahudi.  

Kayafas sendiri berhutang budi pada Romawi untuk posisinya sebagai Imam Besar. Ia hanyalah menantu dari Imam Besar sebelumnya, Hanas. Ia diangkat menjadi imam besar oleh Valerius Gratus, pejabat sebelum Pontius Pilatus. Karenanya ia memiliki hubungan yang baik dan bekerja sama dengan Pilatus untuk mengendalikan masyarakat Yahudi di masa itu.  

Tindakan Pilatus Saat Menghakimi Yesus 

Pada saat Yesus diserahkan kepada Pilatus, Yesus dibawa ke sebuah tempat yang bernama Litostrotos, dalam bahasa Ibrani Gabata. Disanalah Pilatus mengadili Yesus secara terbuka di depan para pemimpin Yahudi dan rakyat saat itu.  

Saat Yesus diserahkan  untuk di adili, Pilatus melakukan ini :  

  • Menginterogasi Yesus, namun saat dicecar pertanyaan oleh Pilatus Yesus sama sekali tidak menjawab (Matius 27:12-14). Pilatus pun mengetahui bahwa alasan orang Yahudi saat itu menyeret Yesus ke pengadilan karena dengki (Matius 27:18). 
  • Pilatus memberi pilihan kepada orang Yahudi untuk membebaskan Yesus yang ia dapati tidak bersalah atau Yesus Barabas seorang penjahat yang sudah dijatuhi hukuman mati. Orang-orang Yahudi saat itu memilih Barabas (Matius 27:21;  
  • Ditengah-tengah proses pengadilan, isteri Pilatus memberi pesan kepadanya yang menghalanginya untuk melakukan ketidakadilan (Matius 27:19).  
  • Ditengah tekanan orang Yahudi, Pilatus yang berusaha membebaskan Yesus saat itu akhirnya menyerahkan keputusan akhir pada mereka, hingga ia membuat tindakan simbolik mencuci tangan di hadapan orang banyak saati itu sambil berkata, “Aku tidak bersalah terhadap darah orang ini; itu urusan kamu sendiri!” (Matius 17:24).  
  • Atas perintah Pilatus, para prajurit Romawi kemudian menyiksa Yesus dan melaksanakan hukuman penyaliban hingga menjaga kubur Yesus (Matius 27:27-66).  

Akhir Hidup Pontius Pilatus 

Menurut catatan dari Josephus, seorang sejarahwan Yahudi mengungkapkan bahwa Pontius Pilatus dicopot dari jabatannya setelah melakukan pembantaian kepada orang-orang Samaria, di dekat Gunung Gerizim. Ia kemudian dipanggil ke Roma untuk di adili oleh Kaisar Tiberius. Namun begitu Pilatus sampai ke Roma, Kaisar Tiberius telah mati pada 16 Maret 37 Masehi.  

Saat itu kaisar yang baru Caligula telah naik tahta, namun tidak ada catatan tentang bagaimana proses pengadilan Pilatus. Ada berbagai versi tentang akhir hidup Pilatus, mulai dari dijatuhi hukuman dengan minum racun, dan ada pula yang menyebut Pilatus bunuh diri karena merasa bersalah atas kematian Yesus. Namun tidak ada bukti yang kuat tentang hal ini.  

Ada juga klaim dari tradisi gereja bahwa Pilatus dan isterinya, Claudia menjadi orang Kristen tidak lama setelah peristiwa penyaliban. Salah satu gereja yang mengakui Pilatus dan Claudia sebagai orang kudus adalah Gereja Orthodoks Etiopia Tewahedo.  

Melalui peristiwa proses pengadilan Yesus Kristus, sosok Pontius Pilatus sering digambarkan sebagai seorang pemimpin yang pengecut yang tunduk oleh tekanan orang Yahudi, ataupun orang yang tahu bahwa Yesus tidak bersalah namun malah lepas tangan. Ia menjadi gambaran tentang dilema yang sering manusia hadapi, harus melakukan apa yang benar atau apa yang popular dan menjadi tuntutan banyak orang.  

Namun ada satu hal yang jelas, bahwa Pilatus  adalah saksi mata dan alat yang Tuhan pakai dalam proses penggenapan janji Keselamatan bagi manusia. Ditangannya, Yesus dijatuhi hukuman mati dan menjalani penderitaan hingga mati di kayu salib. Namun itu bukan akhir kisahnya, karena maut telah dikalahkan dan pada hari ketiga Yesus bangkit dari antara orang mati.  

Selamat merayakan masa Prapaskah, mari kita renungkan kembali masa-masa penderitaan yang Yesus alami, sambil mengingaat kasih dan anugerah Tuhan berikan kepada kita melalui kematian dan kebangkitan-Nya. Tuhan memberkati.  

BACA JUGA:

Siapa Sebenarnya Barabas yang Dipilih Orang Yahudi daripada Yesus?

Fakta Sejarah dan Makna Minggu Palma yang Juga Disebut Minggu Sengsara

Sumber : Berbagai Sumber | Puji Astuti
Halaman :
1

Ikuti Kami